DISUSUN OLEH :
NAMA :ANGGA FEBRIANTORO
NIM : 11/14410/SKH
FAKULTAS :
KEHUTANAN
JURUSAN : SKH
KELOMPOK : V
CO.ASS : BAYU URBANUS POLIN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2012
A. ACARA II
: KURVA SIGMOID DARI
PERTUMBUHAN DAUN
B.
TUJUAN
Membuat kurva
pertumbuhan tanaman (dalam hal ini daun) yang dibandingkan dengan waktu tumbuh
dalam hari.
C.
TEMPAT
DAN TANGGAL
1.
Tempat : Lab. Fisiologi Pohon Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian
STIPER Yogyakarta
2.
Tanggal : 19 juni 2012
D. DASAR TEORI
Pertumbuhan
merupakan konsep universal yang merupakan integrasi dari berbagai reaksi
biokimia dalam proses metabolisme tanaman. Proses metabolisme yang
melatarbelakangi pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan. Dengan kata lain, ekspresi potensi genetik
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pertumbuhan tanaman disebabkan oleh
kemampuan tanaman melakukan perubahan ukuran, bentuk dan jumlah, sehingga
defenisi pertumbuhan pun beragam. Ada 4 defenisi pertumbuhan :
1. Perbanyakan sel
Dalam arti sempit, pertumbuhan
dapat didefenisikan sebagai peningkatan jumlah (akibat pembelahan) dan
pembesaran (peningkatan ukuran) sel. Perbanyakan sel sebagai indikasi
pertumbuhan mempunyai keberlakuan terbatas, misal pertumbuhan dalam keadaan
kurang cahaya sehingga terjadi etiolasi.
2. Penggandaan sitoplasma
Ini didasarkan pada fakta
bahwa dalam tanaman yang sedang tumbuh, sebagian besar karbohidrat, lemak dan
protein dikonversi ke dalam senyawa-senyawa yang lebih berfungsi dalam
protoplasma dari sel yang sedang tumbuh dan baru terbentuk.
3. Pertumbuhan ruang atau volume permanen
Dari sudut morfogenesis,
defenisi ini paling tepat namun kurang baik dalam penerapannya. Volume atau
ukuran organ tanaman dapat berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan
kandungan airnya sesuai dengan perubahan lingkungan harian.
4. Pertambahan berat kering
Defenisi ini cukup akurat
karena produksi tanaman biasanya dinyatakan dengan ukuran bahan kering. Namun
defenisi ini tidak berlaku untuk pertumbuhan kecambah dalam gelap karena
sebagian karbohidrat dipergunakan untuk substrat respirasi (menghasilkan tenaga
dan bahan penyusun sel).
Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh faktor luar (lingkunngan) dan faktor dalam (genetik),
dikelompokan sebagai berikut :
Faktor Luar
1. Iklim : cahaya, suhu, air, panjang hari,
angin, dan gas dalam atmosfer
2. Tanah : tekstur, struktur, bahan organik,
kapasitas pertukaran kation, pH, kejenuhan basa, dan ketersediaan hara
3. Hayati : organisme yang menguntungkan
(jamur mikoriza, bakteri penyemat N, bakteri pelarut fosfor antagonis) dan
jasad pengganggu (hama, patogen, gulma)
Faktor Dalam
1. Ketahanan terhadap cekaman iklim, tanah,
dan hayati
2. Laju fotosintesis
3. Respirasi
4. Pembagian hasil asimilasi dan N
5. Kandungan pigmen seperti klorofil, karoten
6. Tipe dan letak meristem
7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan
8. Aktivitas enzim
9. Diferensiasi
Tanaman
memberikan tanggapan terhadap faktor pertumbuhan. Tanggapan tersebut seringkali
dilukiskan sebagai kurva pertumbuhan (kurva sigmoid). Kurva ini mengindikasikan
adanya pertambahan (misalnya berat kering, tinggi tanaman) yang sampai titik
tertentu akan mengecil walaupun faktor pertumbuhannya ditingkatkan. Ini
menunjukan adanya saling pengaruh antar faktor pertumbuhan dalam sistem
tanaman. Kurva sigmoid menunjukan adanya perbedaan laju pertumbuhan sepanjang
daur hidup tanaman. Kurva ini dapat dibagi dalam 4 fase yang berurutan sebagai
berikut :
1. Fase eksponensial
2. Fase linear
3. Fase yang laju pertambahan pertumbuhannya
menurun
4. Fase pertumbuhan mantap
E. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat :
·
Alat tulis
·
Penggaris
·
Pisau
·
Polybag
2.
Bahan :
·
Kecambah
Vigna sinensis
·
Tanah
·
Air
F. CARA KERJA
1. Diambil 10 biji Vigna sinensis kering dan
kecambahnya yang berumur 1, 2 dan 3 hari, dan dibelah dengan pisau silet.
2. Diukur daun lembaganya dan dihitung nilai
rata-ratanya dari masing-masing kelompok.
3. Dilakukan pengamatan panjang daun
pertamanya untuk tanaman dalam pot yang berumur 4 hari, termasuk tangkai
daunnya, sebanyak 2 kelompok tiap pot masing-masing 10 tanaman.
4. Diletakan salah satu pot di tempat yang
langsung terkena cahaya matahari dan kelompok lainnya dalam kamar (tempat yang
tidak terkena cahaya matahari)
5. Dilakukan pengamatan pada hari ke 5, 7, 9,
11, 14, dan hari ke 21.
6. Panjang daun pada tiap pengamatan
dirata-rata dan dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara panjang daun
dan waktu.
G. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel pengamatan 10 biji Vigna sinensis yang kering dan berumur
1, 2 dan 3 hari
No
|
Kering
|
1 hari
|
2 hari
|
3 hari
|
1
|
0.6 cm
|
0.8 cm
|
1.0 cm
|
1.5 cm
|
2
|
0.3 cm
|
0.9 cm
|
0.8 cm
|
1.7 cm
|
3
|
0.4 cm
|
0.5 cm
|
1.2 cm
|
2.6 cm
|
4
|
0.2 cm
|
0.5 cm
|
1.1 cm
|
1.2 cm
|
5
|
0.3 cm
|
0.6 cm
|
0.9 cm
|
2.4 cm
|
6
|
0.5 cm
|
0.7 cm
|
0.9 cm
|
1.5 cm
|
7
|
0.4 cm
|
0.6 cm
|
0.9 cm
|
1.8 cm
|
8
|
0.4 cm
|
0.7 cm
|
1.0 cm
|
1.4 cm
|
9
|
0.3 cm
|
0.5 cm
|
1.2 cm
|
1.4 cm
|
10
|
0.2 cm
|
0.7 cm
|
1.0 cm
|
1.2 cm
|
Jumlah rata-rata
|
|
|
|
|
b. Tabel pengamatan tanaman
dalam pot yang ternaungi dan tidak ternaungi
1.
Ternaungi
no
|
Hari ke…………..
|
4
|
5
|
7
|
9
|
1
|
1,9
|
2,3
|
3.3
|
4.6
|
2
|
2,4
|
2,6
|
2.8
|
4.3
|
3
|
2,4
|
3
|
3,4
|
4.4
|
4
|
2,4
|
3,5
|
3,8
|
4
|
5
|
2,7
|
3,2
|
3.9
|
4.5
|
6
|
2,6
|
3,3
|
4
|
4.3
|
7
|
2,5
|
2,9
|
3.3
|
5
|
8
|
2,9
|
3,5
|
3.7
|
6
|
9
|
2,4
|
3,4
|
5.3
|
6
|
10
|
2,5
|
3,1
|
6.4
|
7
|
Jumlah rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Tidak ternaungi
no
|
Hari ke…………..
|
|
4
|
5
|
7
|
9
|
|
|
1
|
2.7
|
3
|
3.6
|
4.1
|
|
|
2
|
2.3
|
2.6
|
2.7
|
3.2
|
|
|
3
|
2.2
|
2.6
|
2.6
|
3
|
|
|
4
|
2.7
|
2
|
2.3
|
2.9
|
|
|
5
|
2.4
|
2.4
|
2.5
|
3.1
|
|
|
6
|
2.5
|
2.5
|
2.7
|
3
|
|
|
7
|
2
|
2.3
|
2.8
|
3
|
|
|
8
|
1.9
|
2.3
|
2.4
|
2.7
|
|
|
9
|
1.9
|
2
|
2.3
|
2.8
|
|
|
10
|
1.9
|
2.3
|
2.3
|
2,7
|
|
|
Jumlah rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
H.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap perkecambahan biji dari hari 1 sampai hari ke 9 dengan 2
perlakuan yang berbeda yaitu 10 biji dikecambahkan di tempat yang tidak
ternaungi dan 10 biji lainnya dikecambahkan pada tempat yang hernaungi.
Ternyata ada perbedaan pertumbuhan baik pada daun maupun batangnya. Perbedaan
ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menerima cahaya.
Perkecambahan pada tempat
terang akan menumbuhkan kecambah dengan
bentuk kokoh, daun berkembang sempurna dan memiliki ukuran daun yang lebih
panjang dibandingkan dengan ukuran daun di tempat yang tidak terkena cahaya
matahari, warnanya hijau, dan pertumbuhan memanjang dan tidak mencolok.
Sedangkan pertumbuhan pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari akan
berpengaruh pada bentuk luar tanaman dan laju perpanjangan batang yaitu
batangnya kurus tinggi, daun tidak berklorofil dan berwarna hijau pucat dengan
ukuran daun yang lebih kecil dibandingkan daun pada tanaman yang terkena cahaya
matahari. Tanaman yang mengalami pertumbuhan ditempat yang tidak mendapat
cahaya disebut etoilasi.
Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan maka dapat digambarkan hubungan antara panjang rata – rata daun
dengan waktu pertumbuhan tanaman berbentuk kurva sigmoid.
Pada hari pertama sampai
hari kedua dapat digolongkan pada lag fase atau fase persiapan. Disini kurva
akan cekung, pada fase ini kurva akan cekung, pada fase ini terjadi persiapan
pertumbuhan dan pertambahan kecepatan pertumbuhan . masih rendah, serta terjadi
proses fisis, biokimia dan biomorfologis.
Pada hari kedua sampai hari
ke empat digolongkan pada log rimtik fase. Disini kurva hampir linier/garis
lurus. Pada fase ini menunjukkan kecepatan pertumbuhan yang sangat cepat, dan
fase pertumbuhan semakin naik.
Pada hari ke empat sampai
hari ke dua puluh satu dapat digolongkan pada dcreasing growth rate fase.
Disini kurva agak cembung, pada fase ini pertumbuhan masih terus berlangsung
tetapi pertambahan kecepatan pertumbuhan terus berkurang sehingga fase
kecepatan pertumbuhan berkurang.
Fase – fase pada kurva
sigmoid tersebut berlaku untuk pertumbuhan kecambah/perkecambahan ditempat yang
terkena cahaya matahari maupun yang tidak terkena cahaya matahari.
Pada hari terakhir pengamatan
yaitu pada hari ke 22 tampak bahwa tanaman yang tidak terkena cahaya matahari
terlihat tidak segar dan banyak yang menguning, sedangkan pada tanaman yang
terkena cahaya matahari memiliki bentuk yang kokoh dan daunnya masih tampak
segar dan berwarna hijau.
Perbedaan kurva sigmoid
pertumbuhan tanaman dalam hal ini yang berkaitan dengan perkecambahan antara
kecambah yang terkena cahaya matahari
dengan yang tidak terkena cahaya matahari adalah pada tempat terang
pertumbuhan daun/perpanjangan daun yang diikuti oleh pertambahan usia
perkecambahan lebih cepat dibandingkan dengan perkecambahan yang tidak terkena
cahaya matahari.
Dari keterangan di atas
berdasarkan pada hasil pengamatan, maka dapat dikatakan bahwa cahaya merupakan
syarat yang penting yang dibutuhkan organ tanaman untuk pertumbuhan organ tanaman
dan keseluruhan tanaman secara langsung agar tanaman dapat tumbuh secara
normal.
I.
KESIMPULAN
Dari hasil
pengamatan dan pembahasan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
- Dengan mengetahui kurva pertumbuhan tanaman dan fase – fase pertumbuhan
tanaman maka dapat diketahui perlakuan yang harus diberikan kepada tanaman
untuk mencapai hasil pertumbuhan yang maksimum.
2.
Ternyata ada perbedaan pertumbuhan baik pada daun maupun
batangnya. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menerima
cahaya.
- Pertumbuhan tanaman merupakan kenampakan luar yang merupakan
resultan dari proses – proses fisiologis dalam tubuh tanaman dengan factor
– factor lingkungan dan juga factor genetisnya.
- Tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak terkena cahaya matahari
mengalami pertumbuhan etiolasi.
- Tanaman yang terkena cahaya matahari mengalami proses pertumbuhan
lebih cepat dari pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayani, Suprih. 2011. Asistensi Praktikum
Fisiologi Pohon. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Wijayani, Suprih. 2010. Diktat
Kuliah Biologi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Wijayani, Suprih. 2011. Diktat Kuliah Fisiologi Pohon. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Wijayani, Suprih. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi
Pohon. Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta
Yogyakarta,16 juli
2012
Mengetahui,
Co.Ass
Praktikan
Bayu Urbanus Polin Angga Febriantoro